Tuesday, January 14, 2014

Thank You :)

Setelah 5 bulan hiatus, akhirnya saya memutuskan untuk kembali menulis di blog ini. Ternyata target untuk menulis tentang pengalaman internship saya setiap bulan tidak tercapai, karena 4 bulan terakhir masa internship dipenuhi dengan kegiatan presentasi kasus, menulis portfolio, melengkapi logbook, dan mengurus persiapan pulang kembali ke Jakarta.

31 Oktober 2013.

Itulah tanggal yang saya dan teman-teman sejawat saya nanti-nantikan. Itulah tanggal kepulangan kami ke ibukota, kepulangan kami ke rumah kami masing-masing. Untuk saya pribadi, kepulangan saya ke Jakarta menandakan berakhirnya satu bab dalam hidup saya. Bab yang cukup panjang, menguras emosi, tapi juga mengandung cuplikan-cuplikan manis. Dalam bab itu juga muncul karakter-karakter lain, yang tanpa mereka, bab internship saya ini hanya akan menjadi lembar-lembar kosong tanpa warna (eaaa...) Dan rasa-rasanya, saya tidak mau mengawali tahun 2014 tanpa mengucapkan terima kasih untuk mereka:

1.   CR
Gadis berdarah Tionghoa inilah yang menjadi teman sekamar saya selama 1 tahun internship. Awal-awal sekamar dengannya, saya selalu gondok melihat keberantakan CR. Mungkin bisa dibilang CR sial karena mendapat teman sekamar yang menderita obsessive-compulsive disorder (OCD) seperti saya. Menyadari kalau saya suka misuh-misuh bila melihat barang-barangnya yang berserakan di mana-mana, CR mulai rajin merapikan barang-barangnya. Bahkan pada akhir-akhir masa internship, dia mulai terlihat seperti saya yang suka ngedumel bila kamar kami tidak rapi. Kalau saya menularkan ke-OCD-an saya kepada CR, CR pun menularkan kecintaannya akan warna pink kepada saya. Gadis yang bercita-cita menjadi spesialis penyakit dalam ini sukses membuat saya membeli barang-barang bernuansa pink, padahal dulu saya paling anti dengan warna pink. Setahun hidup bersamanya, saya dapat menyimpulkan bahwa CR adalah gadis yang sangat baik dan calon ibu yang sangat ideal. Dia cerdas, pandai memasak, perhatian, humoris, dan selalu berpikiran positif. Beruntung sekali saya dapat mengenal dia lebih jauh selama 1 tahun.

2.   DAM
Bisa dibilang dialah pengganti ibu saya selama 1 tahun saya menjalani internship. DAM memang sangat keibuan. Dia sangat peduli dengan teman-temannya. Banyak orang mengira DAM judes dan galak, padahal sebetulnya dia orang yang sangat perhatian dan lembut hati.  DAM juga sangat suka mengobrol. Dialah makhluk paling sosial dari semua makhluk sosial yang saya kenal. Hampir tidak mungkin saya melewati satu hari tanpa mendapat pesan singkat dari DAM. DAM ini mempunyai tekad yang kuat, dia selalu berusaha 110% untuk meraih cita-citanya. Saya sendiri salut melihat perjuangannya untuk mencapai mimpinya. Saya sangat yakin kesempatan untuk menjadi spesialis anak terbuka lebar baginya. Saya pun berharap bahwa saat cita-citanya tercapai, saya masih ada di sana menjadi sahabatnya.

3.   CL
Manager yang baik, itulah CL. Eits, jangan salah. Di dalam tubuhnya yang kecil, tersimpan energi yang sangat besar. Selama 1 tahun internship, gadis inilah yang menjadi bendahara dalam kelompok kami. Dia juga yang mengurus semua kelengkapan yang dibutuhkan untuk kepulangan kami ke Jakarta. CL selalu jadi korban bully teman-temannya, dan dia selalu tidak bisa membalas bila sedang menjadi korban. Walau sering dibully, CL sangat solider dengan teman-temannya. Dia senantiasa membantu teman-temannya apabila dibutuhkan. Setahun hidup bersamanya, saya merasakan perubahan karakter CL. CL yang dulu sangat moody lambat laun menjadi lebih tenang dan mampu mengontrol emosinya. Mudah-mudahan perubahan yang baik itu tidak berhenti sesampainya di Jakarta.

4.   MC

Dialah satu-satunya pria dalam kelompok internship saya. Karena posisinya itulah, seringkali MC mengambil peran sebagai bapak bagi saya dan ketiga teman lainnya. MC sangat bisa diandalkan. Dia rela pergi ke puskesmas ketika ada pasien di malam hari, karena saya dan teman-teman perempuan saya yang lain tidak berani mengendarai sepeda motor ke Puskesmas di malam hari. Tidak hanya dalam urusan pekerjaan di rumah sakit atau puskesmas, MC juga turut mengambil tanggung jawab dalam urusan rumah tangga. MC adalah koki yang handal dan masakannya tidak kalah kelas dengan masakan di hotel. Hal ini boleh jadi disebabkan pengalamannya hidup sendiri di negeri kanguru yang mengharuskannya untuk bisa memasak sendiri. MC juga sangat senang mengajar. Jika ada kasus sulit, terutama dalam bidang kardiologi, kami tak perlu ragu untuk bertanya pada MC karena dia dengan senang hati akan menjelaskan, walau terkadang kami juga tidak mengerti karena penjelasannya yang sangat mendalam. MC memang sangat menggemari ilmu kardiologi. Dia juga bercita-cita untuk menjadi spesialis bedah toraks dan kardiovaskular. Sepertinya saya bisa membayangkan MC menjadi staf pengajar di RSCM. Semoga berhasil MC!