Setelah 5 bulan
hiatus, akhirnya saya memutuskan untuk kembali menulis di blog ini. Ternyata
target untuk menulis tentang pengalaman internship saya setiap bulan tidak
tercapai, karena 4 bulan terakhir masa internship dipenuhi dengan kegiatan
presentasi kasus, menulis portfolio, melengkapi logbook, dan mengurus persiapan
pulang kembali ke Jakarta.
31 Oktober 2013.
Itulah tanggal
yang saya dan teman-teman sejawat saya nanti-nantikan. Itulah tanggal
kepulangan kami ke ibukota, kepulangan kami ke rumah kami masing-masing. Untuk
saya pribadi, kepulangan saya ke Jakarta menandakan berakhirnya satu bab dalam
hidup saya. Bab yang cukup panjang, menguras emosi, tapi juga mengandung
cuplikan-cuplikan manis. Dalam bab itu juga muncul karakter-karakter lain, yang
tanpa mereka, bab internship saya ini hanya akan menjadi lembar-lembar kosong
tanpa warna (eaaa...) Dan rasa-rasanya, saya tidak mau mengawali tahun 2014
tanpa mengucapkan terima kasih untuk mereka:
1. CR
Gadis berdarah Tionghoa inilah
yang menjadi teman sekamar saya selama 1 tahun internship. Awal-awal sekamar
dengannya, saya selalu gondok melihat keberantakan CR. Mungkin bisa dibilang CR
sial karena mendapat teman sekamar yang menderita obsessive-compulsive disorder
(OCD) seperti saya. Menyadari kalau saya suka misuh-misuh bila melihat
barang-barangnya yang berserakan di mana-mana, CR mulai rajin merapikan
barang-barangnya. Bahkan pada akhir-akhir masa internship, dia mulai terlihat
seperti saya yang suka ngedumel bila kamar kami tidak rapi. Kalau saya menularkan
ke-OCD-an saya kepada CR, CR pun menularkan kecintaannya akan warna pink kepada
saya. Gadis yang bercita-cita menjadi spesialis penyakit dalam ini sukses
membuat saya membeli barang-barang bernuansa pink, padahal dulu saya paling
anti dengan warna pink. Setahun hidup bersamanya, saya dapat menyimpulkan bahwa
CR adalah gadis yang sangat baik dan calon ibu yang sangat ideal. Dia cerdas,
pandai memasak, perhatian, humoris, dan selalu berpikiran positif. Beruntung
sekali saya dapat mengenal dia lebih jauh selama 1 tahun.
2. DAM
Bisa dibilang dialah pengganti
ibu saya selama 1 tahun saya menjalani internship. DAM memang sangat keibuan.
Dia sangat peduli dengan teman-temannya. Banyak orang mengira DAM judes dan
galak, padahal sebetulnya dia orang yang sangat perhatian dan lembut hati. DAM juga sangat suka mengobrol. Dialah
makhluk paling sosial dari semua makhluk sosial yang saya kenal. Hampir tidak
mungkin saya melewati satu hari tanpa mendapat pesan singkat dari DAM. DAM ini
mempunyai tekad yang kuat, dia selalu berusaha 110% untuk meraih cita-citanya.
Saya sendiri salut melihat perjuangannya untuk mencapai mimpinya. Saya sangat
yakin kesempatan untuk menjadi spesialis anak terbuka lebar baginya. Saya pun
berharap bahwa saat cita-citanya tercapai, saya masih ada di sana menjadi
sahabatnya.
3. CL
Manager yang baik, itulah CL.
Eits, jangan salah. Di dalam tubuhnya yang kecil, tersimpan energi yang sangat
besar. Selama 1 tahun internship, gadis inilah yang menjadi bendahara dalam
kelompok kami. Dia juga yang mengurus semua kelengkapan yang dibutuhkan untuk
kepulangan kami ke Jakarta. CL selalu jadi korban bully teman-temannya, dan dia
selalu tidak bisa membalas bila sedang menjadi korban. Walau sering dibully, CL
sangat solider dengan teman-temannya. Dia senantiasa membantu teman-temannya
apabila dibutuhkan. Setahun hidup bersamanya, saya merasakan perubahan karakter
CL. CL yang dulu sangat moody lambat laun menjadi lebih tenang dan mampu
mengontrol emosinya. Mudah-mudahan perubahan yang baik itu tidak berhenti
sesampainya di Jakarta.
4. MC
Dialah satu-satunya pria dalam kelompok
internship saya. Karena posisinya itulah, seringkali MC mengambil peran sebagai
bapak bagi saya dan ketiga teman lainnya. MC sangat bisa diandalkan. Dia rela
pergi ke puskesmas ketika ada pasien di malam hari, karena saya dan teman-teman
perempuan saya yang lain tidak berani mengendarai sepeda motor ke Puskesmas di
malam hari. Tidak hanya dalam urusan pekerjaan di rumah sakit atau puskesmas,
MC juga turut mengambil tanggung jawab dalam urusan rumah tangga. MC adalah
koki yang handal dan masakannya tidak kalah kelas dengan masakan di hotel. Hal
ini boleh jadi disebabkan pengalamannya hidup sendiri di negeri kanguru yang
mengharuskannya untuk bisa memasak sendiri. MC juga sangat senang mengajar.
Jika ada kasus sulit, terutama dalam bidang kardiologi, kami tak perlu ragu
untuk bertanya pada MC karena dia dengan senang hati akan menjelaskan, walau
terkadang kami juga tidak mengerti karena penjelasannya yang sangat mendalam.
MC memang sangat menggemari ilmu kardiologi. Dia juga bercita-cita untuk
menjadi spesialis bedah toraks dan kardiovaskular. Sepertinya saya bisa membayangkan
MC menjadi staf pengajar di RSCM. Semoga berhasil MC!