Mamaku lahir 67 tahun yang lalu di Pansur Batu, Tarutung, Sumatera Utara. Mama adalah anak bungsu dari 6 bersaudara. Katanya, dahulu Mama punya Ito (saudara laki-laki) yang meninggal muda. Ayahnya adalah seorang pengusaha minyak kayu putih yang sukses, sementara Mamanya adalah petani yang handal. Dari caranya bercerita tentang Opung Doli (kakek), saya bisa melihat jelas kekaguman Mama akan Ayah tercintanya.
Opung Doli adalah seorang anak laki-laki sulung di keluarganya. Di dalam adat Batak kala itu, anak sulung adalah breadwinner, bukan hanya untuk keluarga intinya, tapi untuk keluarga besarnya. Anak laki-laki sulung juga diharapkan dapat menjadi pemimpin untuk keluarga besar. Dari apa yang kudengar dalam cerita-cerita Mama, aku bisa menarik kesimpulan bahwa Opung Doli berhasil menjalankan tugasnya dengan baik sebagai anak laki-laki sulung. Opung Doli berhasil dalam pekerjaannya, menafkahi keluarganya, dan membuka lowongan pekerjaan bagi saudara-saudaranya. Sebagai Ayah, Opung Doli adalah sosok yang sangat lembut, penyayang, tidak pernah marah, namun tetap tegas dalam mendidik anak-anaknya. Menariknya, Opung Doli juga pandai memasak. Mamaku bercerita, kalau Opung Doli sudah memasak, wanginya akan memenuhi seisi rumah, dan anak-anaknya akan berbaris menunggu masakan Opung Doli keluar dari dapur. Sebagai pemimpin keluarga besar, Opung Doli juga memberikan contoh yang baik untuk keluarganya. Beliau taat beribadah dan sangat dermawan kepada gereja. Opung Doli pernah mengalami kerugian dalam usahanya, yang disebabkan oleh saudaranya sendiri, namun Opung Doli tidak pernah berhenti berbuat kasih pada saudaranya itu. Saya sangat menyukai ekspresi Mama ketika bercerita tentang Opung Doli, wajahnya pasti berseri-seri dengan mata berbinar penuh kerinduan.
Tanpa Mama sadari, walaupun beliau bukan anak laki-laki apalagi anak sulung, banyak sekali kesamaan yang saya lihat pada dirinya dengan Opung Doli. Mama adalah seorang pengusaha yang luar biasa. Mama tidak bersekolah tinggi. Beliau lulus D1 dari IKIP Jakarta. No fancy title. Tapi dengan masa studi yang sependek itu (relatively, compared to me who spent 5 years to get my MD title and still going through my 3rd year of residency), Mama berhasil mendirikan perusahaannya sendiri. Bahkan sampai usianya saat ini, Mama masih bisa membuka lowongan pekerjaan dan menjadi saluran berkat bagi saudara-saudaranya. Perusahaan Mama memang bukan perusahaan multinasional dengan omset trilyunan, tapi sangat cukup bagi keluarga kami. Dalam pekerjaan, Mama adalah sosok yang disiplin, bahkan galak, namun itu tidak membuatnya menjadi bos yang menakutkan. Pegawai Mama sangat menyayanginya, karena di luar pekerjaan, Mama tidak segan menunjukkan sisi keibuannya. Beliau adalah lady boss sejati!
|
Papa dan Mama |
Dalam keluarga besar, Mama juga dikenal sebagai orang tua yang dermawan. Mama tidak akan ragu membuka dompet, untuk mengadakan acara kumpul-kumpul keluarga besar. Beliau senang bila keluarganya bisa berkumpul, sekedar untuk ibadah dan makan bersama. Keluarga yang kesulitan pun tak luput dari perhatiannya. Mama tidak segan-segan mengajak keluarga yang lebih mampu, untuk mengulurkan bantuan bagi keluarga yang kurang mampu. Tanpa basa basi, Mama akan "tembak langsung" bila ada keluarga yang pikir panjang untuk membantu. Cintanya pada saudara-saudari kandungnya pun, patut dicontoh. Bahkan setelah menyandang gelar Opung Boru (nenek) dari 3 cucunya, Mama tetap menyempatkan waktunya untuk bisa ber-quality time dengan Ito dan Kakak-Kakaknya. Walaupun tinggal berjauhan, mereka selalu saling merindukan. Sederhananya, mereka sangat erat sebagai kakak beradik. Dalam keluarga kecil kami, Mama adalah motor penggerak kami. Walaupun keras, Mama tetap adalah Mama yang penuh kasih sayang. Sewaktu kecil, ketika saya senang bermain air banjir di jalanan depan rumah, Mama akan memarahi saya dan memukul betis saya dengan sapu lidi. Setelah hukuman saya selesai, Mama akan memeluk saya dengan sangat kencang dan menjelaskan kenapa beliau memarahi saya. Bahkan ketika saya hamil, Mama akan marah kalau tahu saya jajan jajanan bermicin atau tidak menghabiskan minuman kacang hijau yang beliau buat, tapi wajah cemasnya ketika mendampingi persalinan saya, itu priceless.
|
Mama dan Kedua Kakaknya |
Mama adalah ratu sosial. Haha, but it's true! She IS the queen bee. Tidak seperti saya, Mama tidak akan pernah kehabisan topik yang bisa diperbincangkan. Beliau adalah orang yang sangat terbuka, bahkan terkadang terlalu mudah percaya. Karena sifatnya yang mudah percaya itu, Mama harus melalui titik terendah dalam kehidupannya. Tapi hal itu membuatnya belajar, loyalty is the most important thing in friendship. Sekarang ini, Mama sangat enjoy menghabiskan waktu bersama teman-teman terdekatnya, yang sudah beliau kenal sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Walau terkadang, sepulangnya dari refreshing, Mama akan kena omelan saya, karena masih berani kelayapan di masa pandemik. Hahaha!
|
Mama dan Beberapa Sahabatnya |
With all the things she has done, I can't believe she still has time to do all of her hobbies. Mama suka sekali akan banyak hal. Mama sangat up-to-date soal fashion. She IS the trendsetter. Tidak jarang saya mendengar Mama mengucapkan tidak akan beli baju baru lagi, karena lemari dan kontainer pakaiannya sudah penuh sesak, namun sepertinya ucapan itu hanya berlaku seminggu, sebulan paling lambat! Menurutnya, pakaian yang cantik membuatnya sangat percaya diri, terutama bila sedang bekerja. Mama juga sangat senang bereksperimen di dapur. Kata adik iparku, makanan di rumah kami selalu jatuh pada 2 golongan, makanan enak atau makanan enak banget. Haha, so true! Masakan Mama memang enak banget, bahkan tumisan sayur biasa aja rasanya beda kalau Mama yang masak. Tapi saya enggak pernah berhasil mempelajari resepnya, karena Mama enggak pernah punya takaran pasti untuk masakannya, semuanya ilmu kira-kira. Mama juga sangat senang memelihara tanaman. Ini bukan hobi yang baru muncul sejak pandemik, loh. Sedari saya kecil, Mama sudah gemar memelihara tanaman dan bunga. Tapi semenjak pandemik, hobinya ini semakin menjadi-jadi. Travelling juga adalah salah satu hobi Mama, yang mana jadi sangat terbatas semenjak pandemik Covid-19. Tapi enggak juga sih, Mama masih tetap jalan-jalan antarpropinsi selama pandemik ini. Jiwa petualangnya memang cukup besar, sehingga agak sulit terbendung, despite the pandemic. Syukurnya, beliau menjalankan protokol kesehatan dengan cukup baik, sehingga sampai detik ini masih terhindar dari si virus.
|
My Gorgeous Mom |
Oh, I can go on and on and on when telling her stories. Just like the way my Mom admires her Father, I adore her as much. I am so proud of her and always will be. And someday, when my children asked me about their Opung Boru, I will gladly re-read this post.
I love you, Mom.