Amsal 31: 10-31 sudah lama menjadi bacaan favorit saya.
Perikop dalam Alkitab ini mendeskripsikan tentang seorang perempuan yang cakap dan saleh. Dalam bahasa Inggrisnya, "the noble woman" atau "the virtuous woman".
Ada beberapa nilai yang menurut saya sangat esensial dari perikop tersebut mengenai sifat yang seharusnya dimiliki oleh seorang perempuan:
1. Seimbang
Perempuan dalam Amsal tidak melakukan satu hal saja; dia bukan wanita karir yang terlalu sibuk, juga bukan ibu rumah tangga yang terlalu santai. Ia mengerjakan ladang (ayat 13, 16), membuat pakaian dan permadani (ayat 22), berdagang (ayat 24); namun ia juga mengurus seisi rumahnya (ayat 15). Ya, seorang perempuan memang dilahirkan untuk menjadi multi-tasker (bahkan Alkitab menyebut demikian..hohoho). Ini sangat PENTING! Perempuan seringkali dihadapkan pada dilema untuk memilih antara karir dan keluarga. Menurut saya, lakukan keduanya secara seimbang.
2. Visioner
Perempuan dalam Amsal adalah perempuan yang cerdik. Ia berpikir jauh ke depan dan penuh perencanaan. Dia tidak menerapkan manajemen krisis melainkan investasi jangka panjang, oleh karena itu dia tidak pernah khawatir akan hari esok (ayat 18, 21, 25). Seringkali saya bertanya-tanya bagaimana masa depan saya kelak. Inilah waktunya, perempuan. Rencanakan masa depan sekarang! Masa depanmu tidak bergantung pada suamimu nanti. Kalau kita hanya merencanakan diri kita untuk menjadi bagian dari masa depan orang lain, lalu bagaimana bila orang itu telah tiada?
3. Berbuat Baik
Perempuan dalam Amsal tidak hanya berbuat baik sekedarnya. Dia berbuat baik secara ekstrim. Apa maksudnya ekstrim? Dia berbuat baik pada suaminya seumur hidupnya (ayat 12), yang artinya dia berbuat baik pada suaminya semenjak ia menikah hingga ia meninggal. Luar biasa bukan? Belum cukup, perempuan dalam Amsal juga berbuat baik melebihi perempuan lain (ayat 29). Apakah ibumu atau nenekmu atau gurumu adalah perempuan yang berbuat baik? Mari sama-sama kita pikirkan perbuatan-perbuatan LEBIH BAIK yang dapat kita lakukan :)
4. Murah Hati
Perempuan dalam Amsal selalu memberi dirinya untuk orang lain. Walaupun dia tidak berhenti bekerja, perhatiannya tidak pernah luput untuk sesamanya yang kekurangan (ayat 20). Perempuan memang diciptakan dengan kepekaan sosial yang tinggi. Oleh karena itu, sesibuk apapun perempuan mengejar karir atau mendidik anak, dia harus tetap sensitif terhadap lingkungan sekitarnya, terutama orang-orang yang membutuhkan pertolongan.
5. Takut Akan Tuhan
Menurut saya ayat 30 merangkum inti yang paling penting dari perikop ini. Semua pekerjaan yang dilakukan wanita dalam Amsal tidak berpusat pada diri sendiri ataupun orang lain, namun pada Tuhan. Ia berusaha untuk menyenangkan Tuhan melalui pekerjaannya. Ayat ini berlaku untuk semua perempuan; wanita karir, ibu rumah tangga, janda, dan sebagainya. Jika kamu seorang wanita karir, muliakan Tuhan dengan pekerjaanmu; jika kamu ibu rumah tangga, muliakan Tuhan dengan rumah tanggamu; jika kamu janda, muliakan Tuhan dengan pelayananmu. Perempuan, Amsal mengatakan dengan tegas bahwa kecantikan dan kemolekan adalah bohong dan sia-sia. Ini bukan berarti kita tidak boleh berdandan dan berpakaian bagus, namun ingatlah bahwa itu bukan prioritas. Dari 21 ayat yang ada dalam perikop ini hanya 1 ayat (ayat 22) yang menceritakan penampilan seorang perempuan Ilahi. Bagaimana dengan kita? Berapa waktu yang kita habiskan untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan berapa waktu yang kita habiskan untuk mempercantik diri?
Sebenarnya masih banyak nilai yang dapat kita pelajari dari perikop ini, namun bagi saya pribadi, kelima nilai inilah yang paling penting. Saya tahu perempuan dalam Amsal terlihat begitu sempurna, tuntutan begitu tinggi untuk menjadi perempuan Ilahi..huhuhu
Namun ketahuilah bahwa Tuhan adalah Pencipta kita yang paling mengetahui keterbatasan kita. Dia tidak akan memaksa kita untuk melakukan hal yang melebihi kodrat manusia. Percayalah, jika kita berusaha dan berdoa, maka Tuhan akan memampukan kita. Mari sama-sama berusaha! :)