"Procrastination is the practice of carrying out less urgent tasks in preference to more urgent ones, or doing more pleasurable things in place of less pleasurable ones, and thus putting off impending tasks to a later time, sometimes to the "last minute" before the deadline." (Wikipedia-red)
Halo!
Pernahkah kamu mendengar istilah procrastination/ procrastinator? Istilah ini baru kuketahui saat masih duduk di bangku kuliah. Hehehe.. Istilah ini tepat sekali untuk aku yang selalu menunggu deadline untuk menyelesaikan hal-hal yang seharusnya bisa dicicil sebelumnya. Banyak alasan untuk menunda pekerjaan. Bagiku, pacuan adrenalin menjelang deadline mendorong aku untuk bekerja cepat dan kreatif.
Tapi renungan hari ini menegurku dengan keras. Bacaan diambil dari 2 Korintus 5-6 tentang pendamaian dengan Allah. Sebagai ilustrasi, penulis renungan menggambarkan seseorang yang berlari-lari masuk ke gerbong kereta ketika muncul peringatan pintu gerbong akan segera ditutup. Sebenarnya mereka bisa datang lebih pagi agar tidak perlu tergesa-gesa.
Namun tidak demikian halnya dengan keselamatan. Hari penghakiman akan datang dengan tiba-tiba tanpa peringatan. Apabila kita tidak mempersiapkan diri, pintu gerbong surga akan tertutup dan meninggalkan kita. Berlari tergesa-gesa pun tak ada gunanya.
Siapa sih yang tidak rindu untuk naik kereta keselamatan? Hehehe.. Aku rasa itulah tujuan hidup akhir dari seorang Kristen. Makanya, pagi ini, setelah membaca renungan ini, aku mau merubah mindset-ku. Tidak selamanya procrastination berdampak baik untukku. Setidaknya dalam kehidupan rohaniku. Jangan tunda ibadah mingguku, jangan tunda memberi perpuluhanku, jangan tunda doa pagi dan renungan harianku, dan jangan tunda pelayanan yang telah kurencanakan sedari dulu. Inilah saatnya. Aku, kamu, kita harus sama-sama mempersiapkan diri untuk hari kedatangan-Nya.