Hi!
Melanjutkan postingan 2 bulan yang lalu tentang tata cara pernikahan adat Batak, kali ini aku mau membagikan pengalamanku tentang acara Patua Hata dohot Marhusip. Acara ini adalah kelanjutan dari acara Marhori-Hori Dinding. Marhusip artinya adalah berbisik-bisik. Mengapa dinamakan demikian? Karena pada dasarnya acara ini bukan acara adat dengan formasi lengkap, maksudnya Hula-Hula atau keluarga dari mama tidak ikut menghadiri acara.
Pada sejarahnya, Marhusip dilakukan malam hari di rumah calon pengantin perempuan. Namun, saat ini banyak terjadi perubahan dalam pelaksanaannya karena penyesuaian dengan kegiatan lainnya (orang Batak terkenal selalu sibuk berpesta di akhir pekan, bukan?) Acara marhusip dihadiri oleh keluarga pihak paranak, keluarga pihak parboru, dan juga beberapa saksi (biasanya dongan sahuta).
Puji Tuhan aku dan abang sudah menjalani acara Patua Hata dohot Marhusip pada tanggal 4 April 2015. Acara ini dihadiri oleh keluarga Sihombing (keluargaku), keluarga Hutajulu (keluarga abang), dan dongan sahuta. Acara dimulai pada jam 11 pagi dan selesai jam 3 sore. Acara diawali dengan kedua raja parhata (ahli bicara) dari kedua belah pihak yang saling bersahut-sahutan. Setelah itu keluarga pihak pengantin perempuan menyambut kedatangan pihak pengantin laki-laki yang datang membawa makanan. Karena acara Marhusip dibuat pada siang hari, maka rangkaian acaranya dilaksanakan setelah makan siang bersama.
Dalam acara Marhusip ini, setiap hal terkait acara pesta adat/ pesta unjuk dibahas dengan teliti. Setelah pembicaraan selesai, barulah kedua calon mempelai dipersilakan untuk masuk ke ruang pertemuan. Aku diberi nasihat singkat oleh raja parhata keluarga Sihombing dan abang pun demikian. Setelah itu kami menyalami keluarga besar pasangan. Pada saat itu aku menyalami dan memperkenalkan diri kepada keluarga besar Hutajulu dan abang juga melakukan hal yang sama kepada keluarga Sihombing.
Seusai perkenalan, setiap orang yang hadir dalam acara Marhusip mendapat uang ingot-ingot, yaitu sejumlah kecil uang sebagai "pengingat" untuk para keluarga agar terus berpartisipasi dalam proses pernikahan adat dan juga bagi kedua calon mempelai untuk menjaga komitmen masing-masing sampai hari pernikahan tiba. Akhirnya acara pun ditutup dengan doa bersama agar persiapan acara pernikahan berjalan lancar. Amin :)
No comments:
Post a Comment