Satu hal yang saya nanti-nantikan ketika suami saya pulang dari penugasan adalah membawa Nixon untuk dibaptis. Setelah usianya mencapai 11 bulan 3 hari, akhirnya Nixon kami pun menerima Sakramen Baptisan Kudus. Setelah berdiskusi dengan mertua dan orang tua, akhirnya kami memutuskan untuk membawa Nixon dibaptis di Gereja HKBP Immanuel Kelapa Gading.
Sekitar sebulan sebelum hari H, kami menemui pendeta untuk meminta diadakannya Sakramen Baptisan Kudus untuk anak kami. Akhirnya diputuskanlah bahwa Sakramen Baptisan Kudus akan diadakan pada tanggal 14 Mei 2017. Dua hari sebelum tanggal tersebut, saya dan suami mengikuti kelas konseling/ marguru bersama pendeta. Pesan yang dapat saya ambil saat konseling tersebut:
1. Sakramen Baptisan adalah satu dari dua Sakramen yang diakui oleh gereja, yaitu Sakramen Baptisan Kudus dan Sakramen Perjamuan Kudus.
2. Air yang digunakan pada saat Sakramen Baptisan Kudus melambangkan bahwa anak yang dibaptis telah menjadi satu dengan Kristus melalui kematian-Nya.
3. Anak dibaptis berdasarkan iman orang tuanya. Selanjutnya orang tua bertanggung jawab mendidik anaknya hingga saatnya dia mengakui bahwa Yesus adalah Juruselamatnya (Sidi).
4. Kami harus hapal Pengakuan Iman Rasuli dalam Bahasa Batak! WOOOGHH!
Sebenarnya saya cukup hapal dengan Hata Haporseaon, namun mengingat situasinya nanti hanya kami berdua di depan altar yang harus mengucapkannya di depan seluruh jemaat, perut rada mules bok! Pada hari H, kami dapat mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli tersebut dalam Bahasa Batak dengan cukup lancar (tanpa teks loh!). Malahan sepertinya pendeta yang lebih khawatir kami grogi, jadi beliau banyak membisikkan clue-clue. Hahaha...
Puji Tuhan Sakramen Baptisan Kudus Nixon berjalan lancar, walaupun saat itu suami saya sedang demam dan Nixon juga sedang pilek + tumbuh gigi kelima dan keenam. Dia memang agak cranky tapi menurut saya cukup kooperatif dengan kondisinya yang sedang enggak prima.
Seusai acara Sakramen Baptisan Kudus di gereja, seperti keluarga Batak lainnya, kami pun mengadakan acara syukuran di sebuah restoran di Kelapa Gading. Acara syukuran tersebut dibarengi dengan acara adat "Pasahaton Ulos Parompa" oleh Ompung Bao (orang tua saya) dan Tulangnya Nixon (ito saya). Ulos Parompa sendiri adalah sebuah kain yang digunakan untuk menggendong bayi, namun saat ini Ulos Parompa adalah simbol kasih sayang Ompung Bao terhadap cucunya (saya juga enggak mau sih gendong Nixon pake ulos, kaku cyin!)
Jadi, urutan acara Syukuran Baptisan Nixon kemarin adalah sebagai berikut (dengan sahut menyahut antar protokol in between):
1. Kami beserta Dongan Tubu menyambut Hula-Hula dan Tulang (Tulang saya dan Tulang suami).
2. Ibu saya mangumpa/ memberi saya dan suami saya makan nasi dan ikan mas (again...)
3. Hula-Hula menyampaikan ikan mas kepada keluarga kami + ayah saya menuangkan beras (Sipir Ni Tondi) di atas kepala kami
4. Kami (Dongan Tubu) menyampaikan Tudu-Tudu Sipanganon kepada Hula-Hula
5. Makan siang bersama
6. Pasahaton Ulos Parompa
7. Pasahaton Piso-Piso
8. Pasahaton Hata Poda (aka mandok hataaa...)
9. Mangampu Hula-Hula dohot Tulang (alias ucapan terima kasih)
Acara syukuran berlangsung dari pukul 12.00 hingga 16.00. Walaupun acaranya relatif lebih pendek daripada acara adat Batak lainnya, tapi entah kenapa badan saya remuk redam. Suami makin demam, Nixon juga makin pilek *wannacry*. Mungkin faktor usia *hiks*, mungkin juga karena saya jaga malam semalam sebelumnya. Tapi saya bangga loh bisa menggunakan kebaya dari pagi hingga sore sambil tetap menyusui Nixon di sela-sela acara.Enggak gampang!
Yang pasti, kami bersyukur telah menyerahkan Nixon pada Tuhan melalui Baptisan Kudus. Tugas berat menanti di hadapan kami, yaitu mendidik Nixon menjadi anak yang takut akan Tuhan, sekaligus membimbingnya untuk mengenal Tuhan kami yang penuh kasih. Semoga anak kami mengalami indahnya kasih Tuhan dalam hidupnya, sama seperti yang kami alami. Selamat ya, Nak!
Bersama Ompung Bao/ Ompung Gading |
Bersama Ompung Suhut/ Ompung Cimahi |
Terima Kasih Amang Pdt. Elvis Marpaung S.Th |