Saturday, March 23, 2019
The Firstborn
Monday, June 26, 2017
My First Year of Breastfeeding
1. Tabungan
Pertama kali saya memompa ASI adalah 5 hari pasca melahirkan. Payudara saya bengkak dan nyeri. Sahabat sayalah yang mengajarkan cara memompa ASI yang benar. Sejak saat itu mulailah saya menabung ASIP. Selama cuti melahirkan, saya mengumpulkan cukup banyak ASIP tabungan. Ketika saya menyusui Nixon dengan payudara kanan, maka saya juga memompa payudara kiri, begitu pula sebaliknya. Sehari sebelum saya bekerja, ada sekitar 30 botol ASIP dan 60-an kantong ASIP di dalam freezer.
Mitos: Punya tabungan ASIP se-freezer adalah kunci untuk kesuksesan ASI eksklusif.
Fakta: Setelah saya melakukan riset kecil-kecilan dan membuka buku pelajaran saya dulu, ASI itu unik, karena komposisinya yang berubah setiap saat, sesuai dengan kebutuhan bayi. Misal pada bulan-bulan awal, ASI lebih banyak mengandung protein untuk meningkatkan berat badan bayi, maka pada bulan berikutnya jumlah lemak yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan perkembangan otak. Jadi, sebaiknya jarak antara usia ASIP dan usia bayi enggak terlalu jauh, agar nutrisi yang diberikan pada bayi sesuai dengan kebutuhan di usianya.
Berbekal dari hasil riset, tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk memberi ASIP segar untuk Nixon setiap hari. Jadi, Nixon hampir enggak pernah minum ASIP yang sudah dibekukan (kecuali ketika saya sakit). Nixon minum ASIP yang saya bawa dari kantor sehari/ 2 hari sebelumnya dan hanya disimpan di chiller kulkas. Jadi kemana perginya 30 botol ASIP + 60 kantong ASIP? Some went to the babies who really need it, some went to waste.
2. While Me and My Baby Were Separated
Me:
Saya kembali bekerja tepat setelah cuti melahirkan saya habis, yaitu ketika Nixon berusia 2 bulan 3 minggu. Pertama kali saya memompa ASI di kantor, saya memerlukan waktu 50 menit hingga 1 jam untuk 1 sesi memompa. Berarti hampir 3 jam dari 9 jam waktu kerja saya dihabiskan untuk memompa *salim sama bos* Ternyata waktu saya banyak habis untuk merakit pompa dan mempersiapkannya (cuci, steril, dsb). Setelah membaca info dari Mom Eliz (Instagram: elizabeth.zenifer), akhirnya 1 sesi memompa dapat selesai dalam 30 menit. Triknya, saya enggak melepas lagi rakitan pompa kecuali corongnya. Corong pompa cukup saya simpan dalam plastik ziplock dan masukkan ke dalam kulkas hingga sesi memompa berikutnya. Ringkes banget!
Nah karena jam kerja saya berubah-ubah setiap harinya (saya kerja shift), maka waktu memompa pun berubah-ubah. Biasanya saya memompa 3 kali selama bekerja, yaitu sebelum mulai kerja, saat istirahat makan siang, dan sebelum pulang. Dengan cara ini saya dapat membawa pulang kira-kira sekitar 450-550 ml ASIP setiap hari.
My Baby:
Sebulan sebelum saya bekerja, Nixon sudah saya latih untuk minum ASIP menggunakan botol. Cukup drama sih, karena Nixon enggak langsung mau pakai botol. Setelah sekitar 10 kali mencoba, akhirnya Nixon mahir minum dengan botol. Ketika saya mulai kerja, kapasitas minum Nixon sudah 120 ml. Selama saya tinggal kerja, karena Nixon belum mulai makan MPASI, Nixon bisa minum sebanyak 5 kali. Artinya, selama saya tinggal kerja (kurang lebih 12 jam termasuk perjalanan pergi dan pulang dari tempat kerja), Nixon menghabiskan sekitar 600 ml ASIP.
Secara perhitungan, ASIP yang saya bawa dari kantor masih defisit. Makanya saya menambah 1 lagi sesi memompa di rumah. Ini saya lakukan hingga Nixon berusia 6 bulan, karena setelah 6 bulan, Nixon sudah mulai MPASI dan kebutuhan ASI-nya "sedikit" berkurang. Oya, karena saya pemalas dalam hal pompa memompa, saya mengusahakan sekali untuk tidak memompa lebih dari 4 kali sehari. Jadi, saya pulang kerja tepat waktu (TENG-GO!) dan go straight home. Enggak ada lagi acara haha-hihi setelah kerja, mampir sana sini, well bisa dibilang kehidupan sosial agak dikorbankan *hiks*. Soalnya, makin lama saya terpisah dengan anak saya, maka makin banyak ASIP yang dia minum dan makin banyak hutang ASI saya, ujung-ujungnya saya harus makin sering pumping deh. Jadi ya, selama setahun ini, saya enggak mau terpisah dari anak saya kecuali ketika kerja atau acara penting (misalnya pertemuan Persit di kantor suami).
3. Things I Can't Go Without
My Breastpump
Saya punya 2 jenis pompa, manual dan elektrik. Pompa manual saya bermerk Pigeon, lungsuran dari kakak sepupu saya. Selama saya cuti melahirkan, inilah pompa yang saya gunakan, karena pompanya ringkes sekali. Pompa listrik saya bermerk Medela Swing, pemberian dari teman saya. Ini pompa yang saya pakai ketika mulai bekerja hingga saat ini.
Cooler Bag + Ice Pack
Sahabatnya pompa ya tas pendingin, untuk membawa perlengkapan memompa dan membawa ASIP. Saya menggunakan tas pendingin Okiedog dengan 2 buah ice pack. Menurut saya semua merk tas pendingin sama saja kok, enggak ada yang lebih superior. Yang penting kompartemennya cukup besar untuk memuat pompa + ice pack + botol ASIP.
Tumbler + Snack
Namanya ibu menyusui, pasti sering haus dan lapar. Oleh karena itu, saya tidak pernah lupa membawa botol minum dan cemilan. Selama di tempat kerja biasanya saya menghabiskan sekitar 2,5 L air putih, belum termasuk minum selama di rumah dan minuman rekreasi seperti susu, teh, dsb. Cemilan yang biasa saya bawa roti-rotian, buah-buahan, es kacang, regal, atau malkist.
Nursing Apron
Sebenarnya apron enggak esensial banget sih, tapi karena dulu waktu hamil saya terlalu terobsesi sama apron lucu, jadilah saya punya 2 apron. Awal-awal memompa di kantor, saya masih rajin pakai apron. Lama-kelamaan, apron pun terhempas...hahaha...segalanya demi efektivitas waktu!
Supplements
Ini juga sama seperti apron, enggak esensial. Saya minum Suplemen jika saya merasa makanan saya hari itu kurang bergizi (contoh: nasi goreng). Saya minum Blackmores for Pregnancy and Breastfeeding, suplemen yang sudah saya minum sejak hamil. Suplemen ini fungsinya bukan untuk meningkatkan jumlah ASI ya (remember, supply by demand). Suplemen ini memastikan bahwa kebutuh mikronutrien saya dan Nixon terpenuhi. Kalau kita makannya udah sehat dan variatif, ya enggak perlu suplemen ya.
Tuesday, May 16, 2017
Nixon Dibaptis
![]() |
Bersama Ompung Bao/ Ompung Gading |
![]() |
Bersama Ompung Suhut/ Ompung Cimahi |
![]() |
Terima Kasih Amang Pdt. Elvis Marpaung S.Th |
Monday, April 24, 2017
Mama's First Night Shift After Giving Birth to Nixon
Saturday, April 8, 2017
Tantangan Permainan Sensorik
Nah ternyata permainan sensorik hanyalah salah satu irisan dari pendidikan dini pada anak. Selain melatih indera, kita juga harus melatih kemampuan anak berbahasa (membaca buku), kehidupan praktis (cara merawat diri, orang lain, dan lingkungan), berhitung/ matematika, dan kebudayaan (geografi, botani, zoologi). What? Ternyata PR mamak banyak ya! *cry*
Pendidikan anak memang jadi tanggung jawab orang tua. Walaupun saya bekerja, tapi saya tetap harus meluangkan waktu untuk pendidikan Nixon. Saya rasa semua mama pekerja juga berprinsip sama ya. Hehehe... Bahkan setelah saya blog surfing, ada ibu yang membuat sendiri kurikulum pendidikan anaknya di rumah! *applause* Bagi saya pribadi pada kenyataannya, seringkali badan ini terlanjur remuk redam untuk menyempatkan main dengan Nixon, yang berujung saya hanya tiduran di samping Nixon yang asik ngutak-ngatik barang apapun yang ada di dekatnya. Ah, sedih!
Makanya nih, kali ini saya menantang diri saya sendiri, untuk membuat to-do-list permainan yang harus saya lakukan dengan Nixon sebelum dia genap 1 tahun (which is ga sampe 3 bulan lagi). Hahaha.. mamak rempong obsesi besar! Nah, dari hasil stalking-stalking IG, pin-pin di Pinterest dan browsing sana-sini, beginilah kira-kira list-nya baby Nixon:
1. Discovery Basket
Sesuai judulnya, Discovery Basket itu keranjang yang isinya barang-barang untuk ditemukan. Isinya beneran bisa apa saja, saya pernah lihat keranjang yang isinya CD, measuring spoon yang biasa dipakai untuk menakar bahan kue, boneka, pompom, and the list goes on. Karena Nixon masih fase oral banget (segala barang dimasukkin mulut), sepertinya saya akan memasukkan barang-barang yang tidak mudah hancur saat terkena air liur, tidak mudah sobek saat digigit, dan tidak tajam ya.
2. Sensory Bin
Sensory bin yang paling banyak saya temukan di IG adalah sensory bin dengan tema binatang-binatangan. Saya sudah pernah membuat sensory bin 1 kali dengan menggunakan mainan ikan-ikanan dan waterbeads. Nixon suka sekali mengaduk-aduk sensory bin-nya, tapi ya ikan-ikanannya berakhir di mulut dia. Hahaha... Lain kali saya mau mencoba membuat sensory bin menggunakan bahan agar-agar, beras, spaghetti, dan tepung.
3. Sensory Bottle
Nixon sekarang rewel banget kalau dipakaikan baju sehabis mandi, jadi setiap mau pakai baju jadi drama, hiks! Nah, sensory bottle pas sekali untuk dipegang-pegang Nixon saat sedang dipakaikan baju atau ganti popok, jadi perhatiannya teralih. Yang saya lihat di IG, sensory bottle bisa berisi air, waterbeads, kancing-kancing, glitter, pompom, biji-bijian, bahkan ada yang isinya pasta. Nah, lebih bagus lagi kalau dibuat beberapa botol dengan tema warna yang berbeda-beda.
4. Color Bag
Ini namanya bikin sendiri karena saya enggak tau nama bekennya apa. Permainan ini hanya menggunakan zipper bag, cat air, dan kertas. Cat air dan kertas dimasukkan ke dalam zipper bag. Nah, nanti bayi akan mengusap-usap zipper bag sampai cat airnya meluber dan bercampur aduk. Semacam lukisan abstrak lah hasilnya.
5. Edible Finger Paint
Seperti color bag, permainan sensorik ini juga memperkenalkan warna-warna pada anak, dengan cara yang lebih berantakan karena anak mewarnai dengan tangannya sendiri (no zipper bag!). Nah karena Nixon apa-apa masuk mulut, saya berencana membuat pewarna yang dapat dimakan. Ternyata banyak loh resepnya, tinggal googling! Memang canggih-canggih banget mamak zaman sekarang.
6. Sensory Book/ Mat/ Board
Saya ingin membuat buku yang di dalamnya terdapat berbagai tekstur yang dapat diraba oleh Nixon. Saya dapat ide ini dari salah satu blog mama-mama bule. Sepertinya seru, sih. Hihihi... we'll see!
Lumayan banyak ya yang mau dibikin, semoga mamak enggak sekedar bikin list! *finger crossed* Semoga saya sempat membuat semuanya, membagikannya di blog, dan yang terpenting semoga semuanya bermanfaat buat Nixon. Mari berkreasi mama!
Saturday, February 18, 2017
Updates on Production
Setelah 5 bulan masuk kerja, produksi ASI saya semakin surut. Awal bekerja lagi, saya selalu pulang membawa 3 botol penuh ukuran 200 cc, sekarang saya hampir enggak pernah membawa botol penuh lagi. Walaupun kata ahli per-ASI-an produksi ASI hanya ditentukan oleh frekuensi memompa (supply by demand) tapi bagi saya banyak faktor lain juga yang mempengaruhi,seperti kelelahan, faktor psikologi ibu, dan juga nutrisinya.
Bulan Desember 2016 lalu, saya jatuh sakit untuk pertama kalinya sejak melahirkan. Saya demam 39.6 derajat dan meriang. Takutnya luar biasa, bagaimana kalau saya harus minum obat atau bahkan diopname? Produksi ASI saya saat itu terjun bebas. Saya hanya dapat memompa 90 cc ASI padahal sudah 6 jam tidak menyusui atau memompa. STRES!
Apa yang saya lakukan saat itu? Saya makan nasi setiap 4 jam, minum obat dan suplemen, tidur sepanjang hari kecuali saat menyusui Nixon. Saya juga minum air putih hingga 4 liter untuk mencegah dehidrasi yang bisa juga menyebabkan produksi ASI turun. Puji Tuhan tiga hari kemudian kondisi saya membaik. Produksi ASI pun meningkat lagi walaupun enggak pernah sebanyak saat saya belum sakit.
Akhirnya Nixon pun mulai makan makanan padat, sehingga kebutuhan ASI-nya berkurang, seenggaknya 30 persen. Sekarang Nixon minum ASIP yang disimpan di chiller saja, bukan ASIP beku. Selama saya tinggal kerja, Nixon bisa menghabiskan sekitar 400-450 cc ASIP, sama dengan jumlah ASIP yang saya hasilkan selama di kantor, sehingga otomatis enggak ada lagi tabung menabung ASIP.
Saya harap Nixon bisa lulus S2 ASI, itulah target saya. Saya banyak membaca ibu menyusui yang mengonsumsi ASI booster untuk meningkatkan produksi ASI-nya. Saya pribadi enggak terpikir untuk mengonsumsi booster tertentu. Bagi saya, makan bergizi, istirahat cukup, mood yang stabil, dan berdoa, sudah cukup. Bila memang ASI saya habis di tengah jalan, berarti itu memang sudah waktunya dan saya enggak akan ngoyo. Toh membesarkan anak enggak hanya sekedar berapa lama kita menyusuinya atau seberapa banyak ASI kita. Masih banyak hal yang harus kita perjuangkan dan ajarkan. Semoga Tuhan melindungi anak-anak ini :)
Tuesday, December 20, 2016
Untuk Para Bunga Negara
Dari semua media sosial yang saya punya, sepertinya blog ini yang paling sedikit dilihat orang, makanya saya bicara di sini tentang uneg-uneg saya, supaya tidak mengundang kontroversi.
Saya sangat terganggu dengan istri-istri anggota TNI, yang dengan sadar ataupun tidak, mengunggah pesan-pesan berbau SARA di media sosial. Bukan karena saya kaum minoritas, tetapi saya sebagai sesama istri prajurit, merasa bahwa pesan-pesan tersebut adalah ancaman internal yang tidak hanya dapat merusak kesatuan TNI tetapi juga NKRI.
Tidak sedikit saya temui istri prajurit yang mengunggah foto-foto dan pesan-pesan di media sosial yang menyudutkan agama dan ras tertentu. Walaupun hati merasa sedikit tertantang, saya memilih untuk tidak bereaksi. Bukan berarti saya merasa bersalah atau terintimidasi, tapi saya tidak mau memperkeruh suasana, menimbulkan debat kusir yang tidak ada ujungnya. Hei, nyawa suami saya lebih penting! Maksudnya?
Lima tahun yang lalu di Magelang, suami saya telah bersumpah untuk menjaga keutuhan NKRI hingga titik darah penghabisan. Saya pun mengalaminya dan menyaksikan suami saya siap sedia, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, demi pekerjaan yang sangat dicintainya. Prinsipnya hanya satu: NKRI harga mati. Lalu di manakah tempatnya untuk saya dapat menyentil sedikit prinsipnya itu, jika itu sama dengan membahayakan nyawa suami saya sendiri? NON-SENSE!
Saya yakin istri anggota TNI adalah perempuan terpilih, bukan perempuan yang asal bicara tanpa berpikir panjang. Di luar apapun agamanya atau apapun rasnya, kita mempunyai tugas yang sama: mendukung suami menjaga keutuhan NKRI. Sebelum mengunggah sesuatu di media sosial, ada baiknya kita telaah dulu apa efeknya terhadap orang lain. Jadi ya ibu-ibu, saya lebih suka melihat unggahan foto-foto selfie yang itu-itu saja, dan foto-foto yang berhubungan dengan perkembangan anak, foto-foto kegiatan Persit di ranting masing-masing, dan unggahan lain yang lebih menyenangkan daripada unggahan SARA-mu itu. Di situasi yang panas saat ini, bukankah seharusnya kita, bunga-bunga negara, yang menjadi penyejuk hati?